Paribasan; arti dan fungsi
1. Arep jamure emoh watange.
Yang berarti ‘gelem kepenake ora gelem rekasane’
(mau enaknya saja yang sulit-sulit dihindari). Peribahasa tersebut ditujukan
bagi orang-orang yang malas bekerja, malas berusaha, cuek dan hanya mau
hasilnya saja (tidak mau tahu tentang proses yang penting terima hasil). Selain
itu peribahasa tersebut berfungsi sebagai sindiran ataupun pitutur sinandi agar
jadi orang janganlah seenaknya sendiri, tidak mau proses dan hanya ingin tahu /
menguasai hasilnya.
2. Esuk dhele sore tempe.
Yang berarti ‘mencla-mencle’ (plin-plan, tidak
konsekwen bicaranya). Peribahasa ini merupakan kata penghalus untuk menyebut
seseorang yang tidak konsekwen bicaranya. Tradisi mengungkapkan / menanggapi
sesuatu dengan bahasa yang tersirat ini sering digunakan dalam masyarakat jawa
dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kesalahpahaman akibat penggunaan bahasa.
3. Idu didilat maneh
Yang berarti ‘njabel gunem kang wis kawetu’
(menarik kembali perkataan / keputusan yang sudah tidak dipakainya). Kata-kata
ini juga berfungsi sebagai kalimat penghalus untuk menanggapi ungkapan dari
seseorang yang tidak konsekwen mengenai apa yang dibicarakannya.
4. Cecak nguntal empyak
Yang berarti ‘duwe gegayuhan kang ora timbang karo
kekuatane’ (cita-cita yang tidak disesuaikan dengan kekuatannya). Kalimat
ini sama halnya juga dengan kalimat sindiran mengenai suatu tindakan /
keinginan yang tidak dipertimbangkan dulu dengan keadaannya. Peribahasa ini
mengajarkan untuk senantiasa berkaca, melihat kekuatan, kemampuan dan
kekurangan kita dalam mengerjakan sesuatu. Angkuh, menganggap diri mampu, kuat
merupakan tindakan yang hanya akan membuat kita semakin terpuruk.
5. Car-cor kaya kurang janganan
Yang berarti ‘guneman waton metu tanpa dipikir
dhisik’ (berbicara tanpa dipikir dulu baik buruknya). Peribahasa ini
mengajarkan hendaknya sebelum mengatakan sesuatu itu dipikir dulu, ditimbang
baik buruknya, manfaatnya dan sebagainya. Sebab salah dalam berkata bisa
menyebabkan kekacauan, permusuhan dan semacamnya. Hal ini terkait juga dengan
ungkapan jawa ‘ajining dhiri gumantung saka lathi’, bahwa harga diri
seseorang ditentukan dari perkataannya, semakin baik apa yang diucapkannya baik
pula tanggapan dari lawan bicaranya, begitu pula
sebaliknya.
6. Kakehan gludhug kurang udan.
Yang berarti ‘kakehan omong nanging ora ana
buktine’ (terlalu banyak bicara namun tak ada bukti tindakannya).
Peribahasa ini berfungsi untuk menyebut seseorang yang suka dengan janji-janji,
iming-iming namun tak ada bukti tindakannya. Selain itu mengajarkan agar jangan
sembarangan mengumbar perkataan dan janji karena tindakan tersebut bisa
mencelakakannya sendiri.
7. Sabaya pati sabaya mukti
Yang berarti ‘rukun nganti tekan pati’ (niat
hidup rukun sampai mati). Ungkapan ini mengajarkan tentang hubungan kekerabatan
agar selalu rukun dalam suka dan duka sampai akhir hayat.
8. Tumbak cucukan adu
Yang berarti ‘seneng adul-adul’ (suka mengadu,
melebih-lebihkan sesuatu yang kecil, dsb). Peribahasa ini berfungsi untuk
menyebut seseorang yang suka mengadu domba, yang dapat menyulut permusuhan
namun dilesapkan dalam bahasa tersebut. disamping sebagai penghalus bahasa juga
berfungsi sebagai sindiran.
9. Tumbu oleh tutup
Yang berarti ‘ketemu marang cocokane’ (ketemu
dengan pasangan yang sefaham). Peribahasa ini juga merupakan kalimat penghalus
dari pengertian tadi.
10. Ula marani gepuk
Artinya ‘njarak marani bebaya’ (sengaja
menghadang bahaya). Peribahasa berfungsi untuk menyebut sikap seseorang yang
terlalu berani, tidak memikirkan akibat, tanpa pikir panjang, sehingga
dikatakan sengaja menghadang marabahaya.
Casino Near Jackson, MS - Mapyro
BalasHapusView 문경 출장안마 reviews, photos and ratings of 인천광역 출장안마 casinos and other local businesses located near 전주 출장샵 Casino at 3400 E. Jackson 충청북도 출장샵 Rd in Jackson, MS. Rating: 창원 출장샵 2.9 · 9 votes